Bijak mendampingi anak di era digital. (Foto: Freepik)
JAKARTA - Penggunaan Artificial Intelligence atau AI tidak bisa dihindari. Termasuk anak-anak yang memanfaatkannya dalam kehidupan sehari-hari baik untuk kegiatan belajar, kreativitas, serta pemecahan masalah.
Namun penggunaan AI yang tidak etis dan kritis bisa berdampak negatif, seperti misinformasi, pelanggaran privasi, hingga memunculkan kebiasaan yang tidak sehat. Menyikapi fenomena ini, orangtua perlu bijak mendampingi anak-anak.
Berikut ini 11 panduan orangtua bijak dalam membantu anak-anak memanfaatkan Ai secara positif seperti dikutip dari Todays Parent yang mengacu pada riset literasi SmartMedia, Senin (8/9/2025).
1. Mulai Sejak Dini
Tanpa disadari anak-anak kerap memanfaatkan sistem rekomendasi, asisten suara, hingga alat generatif seperti ChatGPT. Melakukan percakapan tentang AI sejak anak usia dini dapat membangun pemahaman dan kepercayaan mereka. Dengan menunjukkan rasa ingin tahu, saling bertanya, serta eksplorasi bersama akan membantu anak berpikir kritis dan tidak menerima informasi secara mentah.
2. Eksplorasi AI bersama
Ketika anak baru mencoba chatbot, asisten suara, atau AI lainnya, temani dan gunakan bersama-sama. Dengan mencoba beberapa perintah (prompt), melihat respon yang muncul, serta mendiskusikan bagaimana AI yang digunakan bekerja akan membentuk kebiasaan sehat serta keterbukaan komunikasi tentang apa yang aman dan tepat untuk digunakan.
3. Ajarkan Bagaimana AI Bekerja
Mengajarkan anak bagaimana AI bekerja membantu anak agar lebih bijak dalam menggunakan AI. Misalnya seperti mengajarkan bahwa AI hanya memprediksikan gambar berdasarkan pola data sehingga tidak memiliki pemahaman yang nyata. Selain itu AI bisa salah atau menyesatkan sehingga sarankan anak untuk memanfaatkan AI sebagai draft kasar yang memerlukan pengecekan fakta dan edit ulang.
4. Beri Pemahaman tentang Bias dan Etika
Informasi, gambar, dan konten yang dihasilkan AI berasal dari berbagai sumber yang bisa memberikan bias sejarah atau bias dari pembuatan model AI itu sendiri.
5. Kenalkan Plagiarsme
Selain itu menggunakan AI untuk bekerja secara keseluruhan menyebabkan karya yang dibuat terdeteksi plagiarisme. Beri tahu dan ajarkan anak mengenai keadilan, kejujuran, serta pentingnya menggunakan pemikiran sendiri dalam mengerjakan tugas atau proyek lainnya.
6. Mengajarkan Kesadaran Privasi dan Data
Dalam kerjanya, AI sering mengumpulkan masukkan dari pengguna. Anak-anak harus belajar bahwa apa yang mereka perintahkan tidak sepenuhnya pribadi. Maka ajarkan anak untuk menghindari berbagi detail pribadi, menggunakan alat dengan kebijakan privasi yang jelas, serta berhati-hati sebelum memberikan perintah di AI.