
Dampak Topan Kalmaegi di Cebu, Filipina. (Foto: X)
JAKARTA - Setidaknya 66 orang tewas, sementara ratusan ribu orang mengungsi dari rumah mereka akibat terjangan Topan Kalmaegi, salah satu topan terkuat tahun ini, di Filipina tengah, kata pihak berwenang.
Topan Kalmaegi telah membanjiri seluruh kota di pulau terpadat di bagian tengah Filipina, Cebu, tempat 49 korban tewas berada. Dua puluh enam orang lainnya hilang, kata seorang pejabat pertahanan sipil dalam sebuah wawancara radio pada Rabu (5/11/2025).
Video menunjukkan orang-orang berlindung di atap-atap rumah, sementara mobil dan kontainer pengiriman tersapu di jalan-jalan.
Jumlah korban tewas resmi termasuk enam awak helikopter militer yang jatuh di Pulau Mindanao, selatan Cebu, setelah dikerahkan untuk membantu upaya bantuan. Pesawat itu jatuh pada Selasa (4/11/2025) di dekat Agusan del Sur dan merupakan salah satu dari empat pesawat yang dikirim untuk membantu.
"Komunikasi dengan helikopter terputus, yang segera mendorong dimulainya operasi pencarian dan penyelamatan," kata Angkatan Udara Filipina, sebagaimana dilansir BBC. Seorang juru bicara mengatakan enam jenazah telah ditemukan, diyakini pilot dan kru.
Topan Kalmaegi, yang secara lokal disebut Tino, telah melemah sejak mendarat pada Selasa pagi, tetapi terus membawa angin dengan kecepatan lebih dari 130 km/jam.
















































