Shi Yongxin menjabat sebagai kepala biara Shaolin sejak 1999. (Foto: Getty)
JAKARTA – Kepala biara Kuil Shaolin yang terkenal dilaporkan tengah diselidiki oleh berbagai lembaga atas sejumlah tuduhan serius. Menurut pihak kuil, Shi Yongxin, yang telah menjadi kepala biara sejak 1999, diselidiki atas dugaan melakukan penggelapan uang, memiliki "hubungan yang tidak pantas dengan banyak perempuan", dan "memiliki anak di luar nikah".
Kuil Shaolin yang berusia 1.500 tahun, terletak di pegunungan di Provinsi Henan, China tengah, menarik ribuan murid setiap tahunnya—beberapa di antaranya berasal dari seluruh dunia. Shi mendapat julukan "biksu CEO" karena telah mengubah institusi tersebut menjadi merek global.
Izin pentahbisannya telah dicabut di tengah penyelidikan tersebut, ungkap Asosiasi Buddha China pada Senin (28/7/2025).
Sertifikat pentahbisan merupakan bukti penerimaan seseorang ke dalam komunitas monastik.
"Tindakan Shi Yongxin sangat buruk, sangat merusak reputasi komunitas Buddha dan citra para biksu," kata Asosiasi Buddha China dalam pernyataannya yang dilansir BBC.
Di bawah kepemimpinan Shi, wihara mulai membuka sekolah-sekolah di luar China dan membentuk rombongan biksu keliling yang menampilkan pertunjukan kung fu Shaolin—gaya seni bela diri khas wihara tersebut.
Berita tentang penyelidikan Shi menjadi topik yang paling banyak dibaca di Weibo pada Senin pagi. Unggahan terakhir di akun Weibo miliknya, yang memiliki lebih dari 880.000 pengikut dan diperbarui setiap hari dengan ajaran Buddha, tertanggal 24 Juli.