Penjualan Motor Listrik Anjlok, Perlu Insentif Dorong Daya Beli

1 month ago 15

Penjualan Motor Listrik Anjlok, Perlu Insentif Dorong Daya Beli

Penjualan Motor Listrik Anjlok, Perlu Insentif Dorong Daya Beli (Ilustrasi/Okezone)

JAKARTA – Penjualan sepeda motor listrik hingga Juli 2025 anjlok. Hal ini ditengarai imbas tidak adanya insentif terhadap motor listrik. Karena itu, perlu insentif untuk mendorong peralihan dari kendaraan bensin ke listrik. 

1. Penjualan Motor Listrik Anjlok

Diketahui, tahun lalu, subsidi motor listrik diberikan sebesar Rp7 juta untuk pembelian satu unit dengan satu NIK. Kuota yang diberikan sebesar 60 ribu unit pada 2024. Angka tersebut jauh menurun dibandingkan wacana sebelumnya sebesar 400 ribu unit.

Pakar otomotif dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Yannes Martinus Pasaribu, mengungkapkan, penjualan motor listrik di Indonesia selama 2025 melambat akibat ketidakpastian kebijakan insentif. 

“Kalau tidak salah, penurunannya sampai 70–80%,” ucapnya kepada wartawan, dikutip pada Rabu (13/8/2025).

Dengan adanya stimulus, Yannes meyakini harga motor listrik akan menjadi lebih terjangkau dan berdampak pada meningkatnya penjualan. Hal itu dinilai akan memperkuat industri dalam negeri dan sektor komponen pendukung, sekaligus meningkatkan daya saing industri otomotif nasional.

“Segmentasi pasar terbesarnya adalah kelompok masyarakat lower income class yang sangat sensitif terhadap harga beli awal. Stimulus dapat menjawab hal itu dan membangun kembali kepercayaan konsumen,” katanya.

2. Insentif Motor Listrik

Ia juga menyoroti dampak ketidakpastian insentif terhadap pelaku industri lokal. Ia menyebut, beberapa startup EV telah menutup usahanya, dan lainnya mulai melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap sejumlah pegawai.

“Padahal, startup seperti mereka itu yang bisa menjadi motor pertumbuhan industri kendaraan listrik nasional. Kalau tidak didukung, kita hanya akan menjadi pasar produk impor,” ujarnya.

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|