Kisah Nabi Ibrahim Ditegur Allah SWT karena Tolak Tamu Nonmuslim (Ilustrasi/Ist)
JAKARTA - Ketika menerima tamu, janganlah membeda-bedakan latar belakangnya. Baik dari suku, ras, bangsa, bahkan agamanya.
Dalam ajaran Islam, menghormati dan memuliakan tamu adalah bagian dari akhlakul karimah. Selain menjadi sarana untuk mempererat ikatan persaudaraan, perlakuan seorang Muslim terhadap tamunya juga mencerminkan tingkat keimanan dan ketakwaannya.
Nabi Muhammad SAW bersabda:
مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلْيُكْرِمْ ضَيْفَهُ
Artinya: “Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia memuliakan tamunya.” (HR Bukhari Muslim)
Terkait hal ini, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pernah ditegur oleh Allah akibat menolak melayani seorang tamu hanya karena dia seorang non-muslim.
1. Nabi Ibrahim Ditegur Allah
Melansir laman Kemenag, Sabtu (11/10/2025), dikisahkan Syekh Utsman Al-Khaubawi dalam kitab Durratun Nashihin (Semarang, Toha Putra: t.t) halaman 49, suatu malam seorang Majusi mendatangi rumah Nabi Ibrahim untuk mengurus suatu keperluan. Sayangnya, ketika mengetahui tamunya itu adalah seorang Majusi, Nabi Ibrahim malah mengatakan bahwa saat itu ia tidak bisa melayani tamu.
"Saya tidak bisa melayani kamu, kecuali jika kamu mau meninggalkan agama dan kepercayaanmu," kata Nabi Ibrahim pada tamu tersebut.
Mendengar ucapan tersebut, tentu saja tamu Majusi itu merasa bersedih. Pria yang telah berusia sekitar 70 tahun itu pun segera beranjak pulang dengan hati kecewa karena kedatangannya tidak diterima Nabi Ibrahim.
Tidak lama setelah peristiwa tersebut, Nabi Ibrahim mendapat teguran langsung dari Allah karena menolak kunjungan tamu hanya karena dia beragama majusi. Allah berfirman kepada Nabi Ibrahim:
"Wahai Ibrahim, kamu tidak sudi melayani tamu Majusi itu kecuali dia mau keluar dari agamanya. Sebenarnya apa ruginya jika malam ini kamu melayani dia? Walaupun dia kafir kepada Kami, tapi Kami tetap memberinya makan dan minum selama tujuh puluh tahun," demikian teguran Allah kepada Nabi Ibrahim.