Kisah Inspirasi Angkie Yudistia, Mantan Staf Khusus Kepresidenan Melawan Bullying dengan Aksi Nyata
PANGKALAN KERINCI - Angkie Yudistia merupakan salah satu staf khusus Kepresidenan era Presiden Joko Widodo yang sempat menyita perhatian publik. Memiliki keterbatasan dalam mendengar, ia tidak takut untuk tetap bisa berkarya.
Puncak kariernya sebagai staf khusus tidak didapat dengan mudah. Banyak cibiran hingga bullying yang dialamatkan kepadanya sejak remaja. Hal tersebut malah menjadi pelecut semangat Angkie untuk tetap membuktikan diri.
"Saya tumbuh dengan bullying oleh teman-teman sendiri. Saya tumbuh dimarahin sama guru-guru, dianggap nggak mampu sama lingkungan. Orang menganggap perempuan dengan keterbatasan mendengar dinilai sebagai perempuan yang tidak bisa apa-apa, jadi stigma yang didapat adalah mengapa sih kamu mimpi tinggi-tinggi atau pada akhirnya kamu nggak bisa apa-apa. Itu adalah bully yang saya terima tiap hari selalu mengalami seperti itu," kata Angkie.

Ini diungkapkan Angkie saat menjadi pembicara dalam Tanoto Scholars Gathering (TSG) 2025 yang digelar di Kompleks RAPP, Pangkalan Kerinci, Pelelawan, Riau.
Beruntung, Angkie memiliki hobi untuk senang membaca buku. Hal ini membuat literasi bacaanya menjadi terus meningkat.
"Literasi bacaan, membuat saya tumbuh seperti ini. Jadi saya punya mimpi, dan saya percaya mimpi yang diperjuangkan akan menjadi sebuah kenyataan. Kalau ada orang yang tidak percaya mimpi, kita tunjukkan suatu saat nanti orang akan salah," tuturnya.
Meski demikian, mewujudkan mimpi tidak seperti membalikkan telapak tangan. Semua membutuhkan proses dan pengorbanan.
"Kalau saya melihat bahwa pendidikan ini itu adalah kunci di mana kita bisa mandiri. Mandiri itu dimulai dari apa? Mindset, pemikirannya kita. Kalau kita masih berpikir segala sesuatu kita nggak bisa, itu kita belum mandiri. Kalau keyakinan kita bisa, semua kita bisa lakukan," tandasnya.