Pemerintah Fokus Mitigasi Bencana Basah (foto: Okezone)
JAKARTA – Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, bersama Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), mengalihkan fokus dari ancaman kebakaran hutan dan lahan (karhutla) ke mitigasi bencana hidrometeorologi basah, seiring peralihan musim kemarau ke musim penghujan di penghujung tahun 2025 dan awal 2026.
"Pada periode tersebut, cuaca di Indonesia dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah cenderung normal. Hal ini berarti akan terjadi peningkatan curah hujan," kata Suharyanto, Selasa (14/10/2025).
Berdasarkan perkiraan cuaca BMKG, wilayah Indonesia mulai memasuki musim penghujan pada bulan Oktober 2025. Meskipun demikian, potensi titik panas masih ada di beberapa daerah seperti Jawa, Sumatera Selatan, Kalimantan Selatan, dan Kalimantan Barat. Potensi risiko bencana hidrometeorologi basah juga perlu diwaspadai, misalnya saat ini telah terjadi banjir di Kota Medan, Sumatera Utara.
Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi bencana hidrometeorologi basah, pemerintah akan melakukan koordinasi lintas lembaga untuk pemeriksaan bendung alam, khususnya di wilayah hulu sungai. Hal ini bertujuan menghindari banjir bandang akibat curah hujan tinggi.
"Operasi modifikasi cuaca dapat dilaksanakan untuk membantu proses pembersihan hulu sungai sebelum puncak musim hujan tiba," pungkasnya.
(Awaludin)