Feby Novalius
, Jurnalis-Rabu, 10 Desember 2025 |22:10 WIB

Pemulihan listrik di Aceh dinilai berjalan cukup cepat. (Foto: Okezone.com/PLN)
JAKARTA - Kerusakan infrastruktur kelistrikan akibat banjir dan longsor di sejumlah wilayah Aceh tergolong parah karena menyentuh jaringan utama, termasuk transmisi, gardu induk, hingga pembangkit. Namun proses pemulihan listrik dinilai berjalan cukup cepat.
“Tantangan terbesarnya ada pada rusaknya infrastruktur dan akses yang sulit. Namun di tengah kondisi itu, ritme pemulihannya tetap terbilang cepat,” ujar Akademisi Muhammad Arifai, Rabu (10/12/2025).
Menurutnya, setelah akses mulai terbuka dan perbaikan fisik dilakukan, tahapan paling krusial dalam pemulihan listrik adalah proses sinkronisasi antara pembangkit dan sistem jaringan.
“Sinkronisasi ini tidak bisa tergesa-gesa. Tegangan, frekuensi, dan fase harus benar-benar presisi. Kalau dipaksakan, risikonya bisa menimbulkan gangguan lanjutan,” tegasnya.
Sebelum sinkronisasi dilakukan, seluruh peralatan yang sempat terendam banjir harus melalui proses pengeringan, pembersihan, inspeksi, dan pengujian untuk memastikan sistem aman saat kembali dioperasikan.
Usai sinkronisasi, langkah lanjutan dilakukan untuk menjaga keandalan sistem, seperti penyesuaian proteksi, pemantauan melalui SCADA, serta penyeimbangan beban antarwilayah agar tidak terjadi kelebihan beban.

















































