Khutbah Jumat: Cinta kepada Allah SWT, Puncak Kebahagiaan Seorang Muslim

7 hours ago 1

 Cinta kepada Allah SWT, Puncak Kebahagiaan Seorang Muslim

Khutbah Jumat: Cinta kepada Allah SWT, Puncak Kebahagiaan Seorang Muslim (Ilustrasi/Unsplash)

JAKARTA - Sebagai umat Islam, cinta kepada Allah SWT menjadi puncak kebahagiaan. Sebagai hamba, tentunya akan sangat bahagia jika bisa bertemu dengan-Nya. 

Ketakwaan seseorang dapat menambah kecintaan kepada Allah SWT. Segala perintah Sang Pencipta pun akan dengan senang hati dilaksanakan. 

Pada khutbah Jumat ini, akan membahas soal cinta kepada Allah SWT. Berikut petikan naskahnya, melansir laman NU, Jumat (10/10/2025): 

Khutbah I 

الحَمْدُ للهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى، لَهُ الحَمْدُ فِي الدُّنْيَا وَالأُخْرَى، لَا نُحْصِي ثَنَاءً عَلَى رَبِّنَا هُوَ كَمَا أَثْنَى عَلَى نَفْسِهِ بِأَسْمَائِهِ الحُسْنَى وَصِفَاتِهِ العُلَى، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ ذُو العِزَّةِ وَالجَبَرُوتِ، لَا يُعْجِزُهُ شَيْءٌ فِي الأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ، وَأَشْهَدُ أَنَّ نَبِيَّنَا وَسَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ الْمُصْطَفَى الْمَبْعُوثُ بِالرَّحْمَةِ وَالْهُدَى، اَللّٰهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ وَخَلِيلِكَ مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ الْبَرَرَةِ الأَتْقِيَاءِ  أَمَّا بَعْدُ: فَاتَّقُوا اللهَ - أَيُّهَا الْمُسْلِمُونَ - بِفِعْلِ مَا أَمَرَكُمْ بِهِ، وَتَرْكِ مَا نَهَاكُمْ عَنْهُ؛ فَمَنْ اتَّقَى اللهَ وَقَاهُ، وَصَرَفَ عَنْهُ مِنَ الْمَهَالِكِ وَالشُّرُورِ مَا يَخْشَاهُ، وَأَحْسَنَ عَاقِبَتَهُ فِي دُنْيَاهُ وَأُخْرَاهُ فَجَعَلَ الْجَنَّةَ مَأْوَاهُ. فَقَدْ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيمِ: وَالَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَشَدُّ حُبًّا لِّلّٰهِۙ  

Jamaah sholat Jumat yang dirahmati Allah ta’ala, Pada kesempatan yang penuh berkah ini, marilah kita sama-sama menjaga sekaligus meningkatkan ketakwaan kita kepada Allah ta’ala, dengan berupaya menambah kecintaan kita kepada-Nya. Karena dengan cinta, baik perintah maupun larangan yang berasal dari Allah ta’ala senantiasa kita laksanakan dengan mudah.    

Imam al-Ghazali dalam kitab Ihya’ Ulumiddin jilid IV, halaman 136 menjelaskan, kebahagiaan tertinggi bagi umat Muslim di akhirat bukanlah sekadar masuk surga dengan segala kenikmatannya, melainkan kesempatan untuk berjumpa dengan Allah ta’ala, melihat-Nya, dan berada dekat dengan-Nya.    

Betapa agung kenikmatan itu. Cinta yang selama ini dipupuk seorang hamba di dunia, akan mencapai puncak kebahagiaan ketika akhirnya ia bertemu dengan Dzat yang dicintainya. Bayangkan bagaimana hati seorang pecinta yang rindu bertemu dengan kekasihnya setelah sekian lama berpisah, tentu kebahagiaannya tak terlukiskan. 

Demikian pula seorang hamba yang hatinya penuh cinta kepada Allah, ketika di akhirat ia benar-benar dipertemukan dengan Rabbul ‘alamin, maka tidak ada kenikmatan yang bisa menandingi momen itu.  

Read Entire Article
Apa Kabar Berita | Local|