Tangguh Yudha
, Jurnalis-Minggu, 28 Desember 2025 |16:22 WIB

Harga Beras (Foto: Okezone)
JAKARTA - Badan Pangan Nasional (Bapanas) buka suara soal Harga beras di Indonesia bagian Timur terpantau masih relatif tinggi pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025/2026. Bapanas mengatakan bahwa ini tidak lepas dari tantangan geografis di wilayah tersebut.
Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), I Gusti Ketut Astawa mengungkap bahwa sangat sulit bagi moda transportasi untuk dapat menembus wilayah Indonesia Timur, terutama di Papua yang masuk dalam zona 3 Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Zona 3 telah ada penurunan harga, tapi masih perlu ada upaya lebih agar dapat mendekati HET, karena di sana ada tantangan geografis," ujar Ketut dalam keterangan resminya sebagaimana dikutip pada Minggu (28/12/2025).
Hal senada disampaikan Kepala Badan Reserse Kriminal (Kabareskrim) Polri Komjen Syahardiantono yang juga menjabat sebagai Ketua Pengarah Satgas Pengendalian Harga Beras. Ia menuturkan biaya angkut beras ke Papua bisa mencapai dua kali lipat dibanding wilayah lain akibat kondisi topografi yang didominasi pegunungan.
"Tentu kita sadari biaya angkut transportasi beras di Papua bisa cukup tinggi, bahkan bisa dua kali lipat. Ini karena kondisi geografis dan topografi dengan kontur pegunungan, sehingga akses moda transportasi yang dapat menembus itu sangat terbatas," ungkap Komjen Syahardiantono.
Meski demikian, Satgas Pengendalian Harga Beras terus melakukan berbagai upaya stabilisasi. Hingga saat ini, distribusi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) telah menjangkau 32 gudang filial yang tersebar di wilayah Papua Raya.
















































